KemudianAllah memberitahu Dawud: "Ya, (ada), yaitu katak." Dan Allah menurunkan (firman-Nya) kepada Dawud (QS. Saba': 13): "Bekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih."
Padabulan Muharram, tepatnya 10 Muharram, diyakini sebagai hari Allah Taala mengampuni Nabi Daud as setelah beliau bertaubat dengan terus-menerus bersujud kepada Allah selama 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum. Dalam buku "Mengungkap Rahasia Shalat" karya Syamsuddin Noor disebutkan Nabi Daud as selain sebagai nabi juga seorang raja. Beliau sempat melakukan kesalahan sehingga Allah SWT
Kitadapat mempelajari banyak dari kehidupan Daud. Daud adalah seorang yang berkenan di hati Allah (1 Samuel 13:13-14; Kisah 13:22)! Kita pertama dikenalkan dengan Daud setelah Saul, karena pemaksaan Israel, ia diangkat menjadi raja (1 Samuel 8:5, 10:1). Saul gagal mencapai standar raja yang ditetapkan Allah. Selagi Raja Saul menimbun kesalahan
Disatu sisi, ia berkomitmen teguh kepada Allah, tetapi di sisi lain ia juga tidak luput dari dosa. Bahkan, dosanya termasuk dosa yang paling serius, yang tercatat di Perjanjian Lama. Meskipun demikian, cerita tentang Daud menjadi cerita yang disukai anak-anak dan orang dewasa. Daud lahir kira-kira tahun 1004 SM di kota Betlehem, Yerusalem.
DariWikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Hubungan antara Yesus dan Daud adalah suatu episode yang memuat percakapan antara Yesus dengan para pendengar-Nya di Bait Suci Yerusalem, yang dicatat dalam tiga Injil Sinoptik ( Matius 22:41-46, Markus 12:35-37, Lukas 20:41-44 ). Ini merupakan percakapan terakhir di Bait Suci, karena para
DialogSeri 10: 53 . Tilmidzi: "Bagaimana tanggapan orang-orang musyrik terhadap Allah SWT yang menurunkan Al Qur'an kepada Rasulullah SAW?" Mudariszi: "Orang-orang musyrik heran dengan Tuhan menurunkan Al Qur'an kepada Rasulullah SAW, dan hal itu dijelaskan firman-Nya ini:
3lGGAmX. Dalam kitab al-Zuhd, terdapat dua riwayat yang bercerita tentang Nabi Dawud dan pertanyaannya kepada Allah tentang bagaimana caranya bersyukur. Berikut riwayatnya ุญุฏุซูุง ุนุจุฏ ุงููู ุญุฏุซูู ุฃุจู ุญุฏุซูุง ุนุจุฏ ุงูุฑุญู
ู ุญุฏุซูุง ุฌุงุจุฑ ุจู ุฒูุฏ ุนู ุงูู
ุบูุฑุฉ ุจู ุนูููุฉ ูุงู ูุงู ุฏุงูุฏ ุนููู ุงูุณูุงู
ูุง ุฑุจ ูู ุจุงุช ุฃุญุฏ ู
ู ุฎููู ุงููููุฉ ุฃุทูู ุฐูุฑูุง ูู ู
ูู ูุฃูุญู ุงููู ุนุฒ ูุฌู ุฅููู ูุนู
ุงูุถูุฏุน ูุฃูุฒู ุงููู ุนููู ุงุนูู
ูุง ุขูู ุฏูุงููุฏู ุดูุฑูุง ููููู ู
ููู ุนูุจูุงุฏููู ุงูุดูููุฑ ุณูุฑุฉ ุณุจุฃ 13 ูุงู ูุง ุฑุจ ููู ุฃุทูู ุดูุฑู ูุฃูุช ุงูุฐู ุชูุนู
ุนููู ุซู
ุชุฑุฒููู ุนูู ุงููุนู
ุฉ ุซู
ุชุฒูุฏูู ูุนู
ุฉ ูุนู
ุฉ ูุงููุนู
ู
ูู ูุง ุฑุจ ูุงูุดูุฑ ู
ูู ูููู ุฃุทูู ุดูุฑู ูุง ุฑุจู, ูุงู ุงูุขู ุนุฑูุชูู ูุง ุฏุงูุฏ ุญู ู
ุนุฑูุชู Abdullah bercerita, ayahku bercerita kepadaku, Abdurrahman bercerita, Jabir bin Zaid bercerita dari al-Mughirah bin Uyainah, ia berkata Nabi Dawud alaihissalam berujar โWahai Tuhan, apakah ada salah satu makhluk-Mu yang banyak berdzikir kepada-Mu di malam hari melebihi aku?โ Kemudian Allah memberitahu Dawud โYa, ada, yaitu katak.โ Dan Allah menurunkan firman-Nya kepada Dawud QS. Sabaโ 13 โBekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.โ Nabi Dawud berkata โDuh Tuhan, bagaimana mungkin aku mampu bersyukur kepada-Mu sementara Kau yang memberiku nikmat, kemudian Kau yang memberi rezeki kepadaku atas nikmat itu, kemudian Kau yang menambahiku nikmat demi nikmat. Karena segala nikmat berasal dari-Mu, wahai Tuhan, dan syukur berasal dari-Mu. Maka, bagaimana mungkin aku mampu bersyukur kepada-Mu, wahai Tuhan.โ Allah berfirman โSekarang kau telah mengenal-Ku, wahai Dawud, benar-benar mengenal-Ku.โ Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 88-89 ุนู ุฃุจู ุงูุฌูุฏุ ุนู ู
ุณูู
ุฉ ุฃูููู ุฏูุงููุฏู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููู ููุณููููู
ู ููุงูู ุฅูููููููุ ูููููู ูููู ุฃููู ุฃูุดูููุฑูููุ ููุฃูููุง ููุง ุฃูุตููู ุฅูููู ุดูููุฑููู ุฅููููุง ุจูููุนูู
ูุชูููุ ููุฃูููุญูู ุงูููู ุฅููููููู ููุง ุฏูุงููุฏูุ ุฃูููุณูุชู ุชูุนูููู
ู ุฃูููู ุงูููุฐููู ุจููู ู
ููู ุงููููุนูู
ู ู
ููููููุ ููุงูู ุจููููุ ุฃููู ุฑูุจููุ ููุงูู ููุฅูููููู ุฃูุฑูุถูู ุจูุฐููููู ู
ููููู ุดูููุฑูุง Dari Abu al-Jald, dari Maslamah, sesungguhnya Nabi Dawud shallallahu alaihi wasallam berkata โTuhanku, bagaimana mungkin aku bisa bersyukur kepada-Mu, sementara aku tidak akan sampai bersyukur kepada-Mu kecuali dengan nikmat-Mu juga?โ Kemudian Allah memberitahu Dawud โWahai Dawud, bukankah kau tahu bahwa yang ada pada dirimu merupakan bagian dari nikmat-nikmat-Ku?โ Nabi Dawud menjawab โBenar, wahai Tuhanku.โ Allah berfirman โSesungguhnya Aku telah meridhai syukurmu itu.โ Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 91-92 **** Memiliki kesempatan bersyukur adalah nikmat, dan mensyukuri nikmat adalah nikmat. Begitulah gambaran sederhana dari riwayat di atas, bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak berasal dari-Nya. Namun, manusia kadang lalai dengan kemakhlukannya. Ia lupa bahwa dirinya makhluk yang diadakan oleh Allah, bukan ada dengan sendirinya. Ketika manusia melupakan kemakhlukannya, ia akan mudah dilalaikan oleh sesuatu. Untuk lebih jelasnya, simak uraian singkatnya berikut ini. Riwayat di atas dimulai dengan Nabi Dawud yang selalu terjaga sepanjang malam untuk berdzikir kepada Allah. Meski demikian, ia diingatkan bahwa ada makhluk lain yang dzikirnya lebih banyak darinya, yaitu katak. Kemudian Allah memerintahkan Dawud dan keluarganya untuk memperbanyak syukur kepada-Nya. Artinya, sebanyak apapun ibadah seseorang, harus dibarengi dengan syukur. Tanpa itu, ibadahnya dikhawatirkan hanya akan menghasilkan bibit takabur dan ujub. Ini menunjukkan bahwa bersyukur adalah pengingat akan kemakhlukan kita, bahwa kita harus berterima kasih dengan apapun yang Allah berikan kepada kita. Dengan melupakan terima kasih syukur, kita akan terjebak dalam lingkaran ujub dan takabur. Itulah kenapa Allah menyuruh Dawud dan keluarganya untuk bersyukur. Di sisi lain, katak dalam riwayat di atas perlu kita pahami sebagai simbol pengingat, bahwa kita tidak lebih mulia dari siapapun, bahkan dengan makhluk Tuhan non-manusia. Simbol yang mengajarkan kita agar tidak mudah membandingkan amal ibadah kita dengan makhluk Tuhan lainnya. Karena perbandingan amal seringkali berujung pada anggapan mulia diri takabbur/ujub yang akan menjebak kita. Inilah yang perlu kita hindari. Salah satu caranya dengan memperbanyak syukur kita kepada Allah. Pintu pembukanya adalah pemahaman bahwa sebanyak apapun syukur kita, tidak mungkin mendekati, apalagi menyamai nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Seperti yang diungkapkan Nabi Dawud alaihissalam di atas, bahwa bersyukur sendiri adalah nikmat dari Tuhan, maka bagaimana mungkin ia mampu bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya ituโ. Hal ini menunjukkan adanya ketidak-seimbangan antara anugerah yang diterima dan syukur yang dirasakan dan dipanjatkan oleh seseorang. Kebanyakan dari kita lalai akan kehadiran nikmat Allah. Kita lalai bahwa waktu adalah nikmat; sehat adalah nikmat; merasa adalah nikmat, dan semuanya adalah nikmat. Kelalaian ini sudah diperingatkan oleh Nabi Muhammad jauh-jauh hari, terutama soal nikmat sehat dan waktu luang. Beliau bersabda HR. Imam al-Bukhari ููุนูู
ูุชูุงูู ู
ูุบูุจูููู ูููููู
ูุง ููุซููุฑู ู
ููู ุงููููุงุณู ุงูุตููุญููุฉู ููุงููููุฑูุงุบู โAda dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai; nikmat sehat dan nikmat waktu luang.โ Kembali ke soal ketidak-seimbangan anugerah dan syukur. Untuk memahaminya, kita harus memperhatikan munajat indah Nabi Dawud berikut ini ุฅูููููููุ ูููู ุฃูููู ููููููู ุดูุนูุฑูุฉู ู
ูููููู ููุณูุงููููููุ ููุณูุจููุญูุงูู ุงูููููููู ููุงููููููุงุฑูุ ููุงูุฏููููุฑู ูููููููุ ู
ูุง ููุถูููุชู ุญูููู ููุนูู
ูุฉู โIlahi, sungguh, andai saja setiap rambutku memiliki dua lidah yang selalu bertasbih siang dan malam, dan bertasbih setiap waktu, aku belum menunaikan satu pun hak nikmat yang Kau berikan kepadaku.โ Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, h. 88 Artinya, bertasbih sepanjang hidup, dengan dibantu setiap helai rambut yang memiliki dua lidah, dan keduanya bertasbih siang-malam dan setiap saat, itu masih jauh dari cukup untuk memenuhi hak satu nikmat yang Allah berikan. Bayangkan saja, rambut manusia yang jumlahnya sukar dihitung, dikalikan dua lidah, dan bertasbih sepanjang waktu sampai mati, masih tidak cukup untuk memenuhi hak satu nikmat dari Allah. Karena itu, kerendahan hati tawadduโ sangat dibutuhkan dalam bersyukur kepada Allah. Kebingungan Nabi Dawud dalam bersyukur menunjukkan kerendahan hatinya, bahwa tidak mungkin mensyukuri nikmat Tuhan dengan hitungan matematis, atau dengan menghitung amal ibadah yang dilakukannya. Sebab, bisa beribadah sendiri adalah nikmat, sehingga mustahil menghitung anugerah Allah dengan angka. Jika seseorang melakukan perhitungan itu, dan merasa dirinya sebagai orang yang banyak ibadahnya, bisa jadi ia akan kehilangan makna syukur. Maka dari itu, dalam riwayat di atas, Allah menjawab kebingungan dan ketidak-mampuan Nabi Dawud dengan mengatakan, โSesungguhnya Aku telah meridhai syukurmu itu,โ dan di riwayat lain, โSekarang kau telah mengenal-Ku, wahai Dawud, benar-benar mengenal-Ku.โ Pertanyaannya, pernahkah kita bersyukur dengan kerendahan hati? Wallahu aโlam bish shawwab.. Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussaโadah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen
bagaimana tanggapan allah kepada daud